Selasa, 29 Desember 2015

Selingkuh? Bukan ini keegoisanku

Hujan ujung-ujungnya pasti baper emang lagi rada melow sih. So ya kaya biasa. Make a little word that's not important. Terus, kenapa kalau ga penting gua post? Just a simple answer.
Terkadang sesuatu itu jangan dipandang dari sisi enaknya aja, tapi juga harus dilihat dari sisi dimana sesuatu itu kenapa bisa terjadi sama lu. And here my little word. Khususnya buat lo dan lo yang long distance relationship, just take it easy klo ngalamin hal kaya gni. Mungkin si doi otaknya emang lagi gesrek. Ya kalo engga mungkin emang lu nya yang kelewat egois. Atau kalo bukan salah satu dari yang gua sebutin tadi. Emang kayanya ada yang salah didalam hubungan lo.

Dan dia menghancurkan semuanya!
Semua mimpi-mimpi yang sudah kurajut sedemikian rupa.
Semua angan-angan yang sudah kulukis dengan indahnya.
Dan dia menghancurkan semuanya!
Segala kenangan dan cerita tentang kita berdua.
Segala keindahan dan kebahagiaan yang kita punya.
Dan dia menghancurkan semuanya!
Hancur tak tersisa tanpa bekas!
Dia!
Yang kamu izinkan untuk masuk diantara kita.
Yang kamu bukakan pintu untuk tetap tinggal diantara kita.
Dia!
Aku tidak menyalahkanmu, juga tidak menyalahkannya.
Aku hanya kecewa pada diri ini.
Yang begitu banyak kekurangan hingga harus ditutupi dengan kehadirannya.
Yang sampai saat ini belum bisa dan bahkan tidak ada saat dirimu butuh sandaran.
Yang selama ini hanya mampu menyusahkan dan membuatmu kewalahan.
Lalu dimanakah letak kebahagiaan kita?
Kita?
Tidak , bukan kita, tapi aku.
Aku yang hanya merasa bahagia saat didekatmu.
Aku yang hanya merasa nyaman saat berbicara denganmu.
Aku yang hanya bermimpi tentang kita.
Memaksamu untuk masuk diantara hati ini dan tidak mengizinkanmu untuk keluar.
Egoiskah? Iya.
Maaf, aku tidak pernah memahami dirimu
Maaf karena aku selalu menutup mata dari kesepianmu
Maaf, karena telah membiarkan jarak mengisi diantara kita.
Maaf.
Bukan salahnya.
Bukan juga salahmu.
Namun ini semua karena aku.
Karena aku yang sudah begitu jauh membuat mimpi untuk kita berdua.

Senin, 28 Desember 2015

T A K U T

Yang kutakutkan kamu akan menghilang begitu saja. Tanpa perkataan, dan tanpa alasan.
Yang kutakutkan kamu akan menghilang begitu saja. Menyisakan sebuah mimpi indah yang dulu pernah kubuat sedemikian rupa.
Yang kutakutkan kamu akan menghilang begitu saja. Seperti asap yang tertiup angin, yang menjadikannya tiada.
Aku takut suatu saat nanti lupa akan raut wajahmu.
Aku takut suatu saat nanti aku tidak bisa mendengar suaramu.
Aku takut suatu saat nanti aku tidak dapat melihat senyummu.
Aku takut
Sangat takut
Kalau suatu saat nanti, yang kutemukan tentang dirimu hanyalah sebuah kenangan tanpa bekas.
Yang kutahu aku takut kehilanganmu ...
Tetaplah disini, bersamaku.
Menjalani hari dengan berceloteh ria bersamaku.
Aku janji tidak akan banyak bicara seperti biasanya.
Aku janji tidak akan bertingkah menyebalkan seperti biasanya.
Aku janji tidak akan membantah perkataanmu seperti sebelum-sebelumnya.
Tapi apa bisa kamu janji agar tidak menghilang dan tetap disini bersamaku?
Karena aku hanya takut, semua mimpi buruk itu menjadi nyata.
Jadi dekaplah aku, peluklah aku agar aku yakin bahwa kamu masih disini, akan terus disini bersamaku.

Senin, 09 November 2015

Menunggu

Sudah kubilang, aku akan selalu setia menunggumu. Dikala senja berakhir, dikala bintang temaram bahkan hingga sang surya mulai bersinar. Aku akan dengan sabar menunggumu, baik saat hujan datang maupun saat kemarau panjang. Tidak apa-apa, janganlah melihat kebelakang untukku. Teruskan saja perjalananmu. Aku tidak memaksamu untuk menoleh kembali padaku. Yang kulakukan hanyalah bersabar menunggumu, bukan aku tidak ingin mengejarmu. Namun semakin aku mengejar, semakin aku sakit terdorong oleh banyaknya orang yang dapat membuatmu bahagia. Sudah kubilang, aku tidak apa-apa, janganlah memandangku seakan aku perlu dikasihani. Tetaplah begitu, tetaplah berjalan kedepan, dan aku akan selalu setia menunggumu, karena hanya dengan cara inilah aku menunjukan rasa cintaku yaitu dengan tetap berada disini, karena cinta tahu dimana ia harus datang untuk kembali pulang.

Bukan dikoridor rumah sakit atau dipelataran pemakaman. Namun, aku akan menunggumu tepat dipekarangan depan rumah impian kita. Bukan dengan seorang dokter dan beberapa orang perawat, juga bukan dengan para pelayat dan penabur bunga. Namun aku akan menunggumu dengan ditemani anak-anak kita, buah hati kita. Walau kata mereka yang kulakukan hanya sia-sia. Tidak apa-apa. Bukankah sudah kukatakan, aku baik-baik saja, karena hanya dengan cara inilah aku menunjukan rasa cintaku yaitu dengan tetap berada disini, karena cinta tahu dimana ia harus datang untuk kembali pulang.

Biarkan aku tetap seperti ini, mencoba dan berpura-pura tidak tahu dengan semuanya. Biarkan aku tetap seperti ini, mengacuhkan dan membiasakan diri untuk tidak memandangmu seutuhnya. Biarkan aku tetap seperti ini, bertahan dan tidak terjatuh lagi dalam seluruh pesonamu yang dapat membuatku lebih mencintaimu dari sebelumnya. Aku lelah untuk berpura-pura tidak mengetahui segalanya. Aku lelah untuk berpura-pura menahan amarah dan emosi yang ada. Aku lelah untuk berpura-pura berpikir bahwa aku adalah pusat dari duniamu.
Biarkan aku seperti ini, dan akan terus begini. Lihatlah, aku baik-baik saja kan dengan semuanya?
Jadi tetaplah seperti itu, tetaplah izinkan aku untuk selalu menunggumu.